Saat musim hujan tiba, halaman rumah berpaving atau berbeton pasti tergenang air, apalagi jika tidak ada area penyerapan air di sekitar. Nah, untuk mengurangi hal itu, sudah ada inovasi paving block, yaitu geopore.
Di musim hujan, banjir seringkali menjadi masalah, khususnya di daerah perkotaan. Inovasi satu ini memang belum berkembang pesat, tetapi sebagai pencegah genangan air di musim hujan, tak ada salahnya untuk mengaplikasikannya di halaman atau teras rumah.
Selama ini, paving block berfungsi untuk memperindah lapisan permukaan saja, tidak sebagai struktur. Paving block juga dimanfaatkan untuk pelapis pada daerah pejalan kaki dan taman (landscaping).
Sekarang ini penggunaan pacing block sudah tersebar hampir di seluruh kota di Indonesia, seperti tempat parkir, hotel, tempat rekreasi, terminal, jalan lingkungan, hingga kompleks-kompleks perumahan. Paving Block memang membuat tampilan rumah dan tata kota menjadi cantik, tapi jika tergenang ketika hujan?, maka harus cari solusinya.
Paving Block Geopore
Inovasi goepore atau geopolimer ini diciptakan oleh Prof. Bambang Sunendar Purwasasmita, seorang doktor bidang teknik fisika ITB. Dia bahkan sudah membuktikan dengan menyemprotkan air berliter-liter ke lahan parkir kampus yang sudah menggunakan geopolier. Hasilnya?, air langsung terserap dalam hitungan detik.
Geopore merupakan akronim dari geopolimer porous atau jalan berpori. Dilihat dari namanya, tentu saja perbedaan dengan paving block biasa terletak pada pori-porinya.
Pori-pori geopore memungkinkan air untuk terserap dalam tanah. Sehingga air yang dilewatkan semakin sedikit dan bisa meminimalisir banjir atau genangan. Selain bisa menyerap air, geopolimer diklaim lebih tahan lama dibanding beton biasa, yaitu mencapai 40 tahun. (bbc)
Material Geopore
Berbeda dengan dengan produksi paving block biasa, pembuatan paving block bisa dibilang cepat, termasuk ketika proses pembuatan jalan. Jika jalan beton membutuhkan waktu berhari-hari agar bisa dilewati kendaraan, jalan berpori hanya butuh beberapa jam, karena materialnya cepat kering.
Bahan utama geopolimer adalah abu terbang (fly ash) yang masuk kategori limbah B3 alias berbahaya (limbah pembakaran batu bara dan industri baja). Dalam pembuatannya, abu terbang berfungsi sebagai material perekat yang menyelimuti kerikil-kerikil.
Jadi, air dan pasir yang biasa dicampur dengan semen pada pembuatan paving block komersial, diganti dengan aktivator dan batu kerikil berukuran kecil yang akan menciptakan pori-pori pada geopore.
Untuk mengelola limbah B3 ini juga terdapat cara khusus sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014, yaitu tidak boleh digunakan di luar laboratorium. (bbc)
Keunggulan dan Kekurangan Geopori
Geopore yang telah diciptakan berbasis geopolimer ini tentu memiliki banyak keunggulan dan manfaat, yaitu :
- Berbahan lokal (limbah industri batu bara).
- Membuat drainase lebih baik.
- Biopori di sepanjang konstruksi.
- Mampu menyerap air dengan daya serap tinggi, yaitu 2000 liter/menit/m2.
- Tidak menghambat penyerapan air ke tanah.
- Tahan gerusan air dan tahan lama.
- Ramah lingkungan.
- Bisa diterapkan untuk pembuatan lantai kamar mandi.
Melihat beberapa keunggulan tersebut, Dosen Teknik Sipil, Dr. Bagus Hario Setiadji, ST, MT, menjelaskan bahwa untuk material jalan, geopori memiliki kekurangan, yaitu :
- Hanya mampu menahan beban <1,5 ton. Sehingga tidak bisa diterapkan di jalan yang dilewati kendaraan berat.
- Diperlukan penangan khusus untuk perawatannya karena pori bisa tersumbat debu. Jika sudah tersumbat, geopori bisa kehilangan fungsi untuk menyerap air.
Beberapa keunggulan tersebut semakin meyakinkan bahwa penggunaan paving block berpori ini bisa mengurangi potensi banjir dan tentunya mencegah genangan air di sekitar rumah.
Nah, melihat manfaat dan produksi yang tidak sembarangan, tentunya harga jual paving block berpori ini lebih mahal dibandingkan paving block komersial pada umumnya.
Namun, dari sisi proses produksi, harga semen yang mahal sudah menjadi faktor tingginya harga produksi. Sedangkan geopori hanya campuran batu kerikil dan pasir, lalu ditambah debu sisa pembakaran batu bara. Kemudian proses pengerasan juga tidak boleh menggunakan panas. Sehinnga secara teori bahan dan proses produksi, lebih mudah dibanding paving block. (iaif.itb)
Bagian dari Solusi Banjir
Paving Block tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk desain interior dan eksterior rumah saja, tetapi bisa dimanfaatkan untuk diaplikasikan di kota sebagai solusi mengatasi banjir, di tengah buruknya drainase khususnya di perkotaan.
Meski sebelumnya sudah diuji bahwa hasil paving block geopori sudah aman dari racun, produksi secara industri masih terganjal UU (Penggunaan Limbah B3), sehingga penggunaannya tidak bisa dilakukan secara bebas.
Lain sebutan dengan geopore, ada juga pore block, yang didemonstasikan oleh Tech Prom Lab di Bandung pada Januari 2020, yang sepertinya tidak menggunakan Limbah B3 tetapi sedang menuju pengembangan kearah sana.
Dan semoga inovasi yang efektif dan efisien ini bisa bermanfaat bagi masyarakat ya!