Memilih Bentuk Rumah? Pertimbangkan 3 Unsur Penting Ini

Bentuk rumah menjadi tren yang berkembang setiap saat. Dalam merancang, ada proses meniru dan bentuk-bentuk rumah yang sudah ada. Meniru bentuk rumah yang sudah ada, kemudian dikembangkan dengan mengkombinasikan dengan model-model lain juga dapat dilakukan.

Namun tanpa memahami mengapa bentuk rumah minimalis yang ditiru hadir di lingkungannya menyebabkan hunian menjadi terkesan tidak original. Kadang hunian yang tampak berbeda terasa aneh terhadap kondisi lingkungannya dan tampak tidak indah. Misalnya membangun rumah ala real estate di kawasan pedesaan dengan kolom-kolom besar, ukiran rumit dan warna mencolok yang mengadopsi gaya romawi kuno.

Menurut buku berjudul Mendesain Rumah Tropis yang diterbitkan PT. Trubus Agriwidya, ada beberapa unsur yang mempengaruhi bentuk rumah. Menyesuaikan bangunan dengan lingkungan memang sangat penting, karena kemewahan bukanlah suatu yang indah dalam bangunan. Sehingga, pemilihan bentuk dan penggunaan bahan bangunan yang tepat dan wajar itulah kunci keindahan arsitektur.

Bentuk Rumah Minimalis

Bentuk Rumah Minimalis
Bentuk Rumah
Bentuk sebuah hunian biasanya terdiri atas tiga unsur utama yang saling menyangkut konstruksi bangunan. Ketiga unsur itu adalah atap, dinding dan lantai.
 

1. Atap

Merupakan unsur paling utama dalam suatu bangunan, karena sangat dibutuhkan sebagai pelindung dari panas dan hujan. Bentuk atap rumah tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat dijadikan pertimbangan dalam membangun.

Model atap menjadi kunci penting dalam memutuskan bentuk rumah minimalis seperti apa yang anda inginkan. Atap mempunyai tiga bagian utama yaitu penutup atap, konstruksi atap dan plafon. Umumnya, bentuk atap yang banyak dipakai adalah atap datar, limasan, pelana atau modifikasi ketiganya.

Jenis atap juga pernah dibahas dalam artikel Mengenal 17 Model Atap Rumah. Anda bisa memilih bentuk atap sesuai dengan lingkungan tempat anda tinggal agar nyaman dan enak dilihat. Berikut tiga model atap yang banyak diaplikasikan di Indonesia :
 
a. Atap Datar
atap datar
Atap Datar

Jenis atap ini tidak sepenuhnya datar karena memiliki kemiringan kurang dari 10o terhadap garis horizontal, dimana pengaliran air hujan diperlukan kemiringan minimal 2o. Jika anda menggunakan atap datar, anda bisa memanfaatkannya untuk tempat lain seperti jemuran, tandon air dan rooftop garden. Tampilan bentuk rumah yang simple tapi modern ini juga memudahkan pembangunan vertikal.

Selain beton cor, atap datar dapat dibuat dari lapisan - lapisan kayu tahan air misalnya ulin dan jati tua atau seng dengan rangka kayu. Sayangnya, atap datar mudah retak dan bocor. Bahan dasar berupa beton bertulang membuatnya cukup mahal dalam biaya konstruksi.

b. Atap Limasan
atap limasan
Atap Pelana

Jenis atap miring ini biasanya berbentuk perisai dengan kemiringan lebih dari 25o. Bahan yang dipakai dapat berupa genteng, sirap kayu atau fiber. Atap limasan terkesan megah, apalagi dengan bentukan yang tinggi seperti atap joglo. Bentuk rumah atap limasan dulunya sangat populer dan banyak digunakan. Kini, atap limasan banyak digunakan pada bangunan komersial

Konstruksi atap limasan terbilang rumit dan mahal dengan penggunaan kuda-kuda yang banyak. Itulah kenapa kini bentuk rumah dengan atap limasan jarang ada, kecuali hunian gaya tradisional. Jika anda memiliki lebar lahan yang minim, penggunaan atap ini kurang efektif.

c. Atap Pelana
atap pelana
Atap Limasan

Jenis atap ini sangat populer karena dulu banyak digunakan oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Model atap pelana sekarang adalah modifikasi serta penambahan hiasan pada model dulu. Bahan bangunan yang dapat digunakan pada atap ini hampir serupa dengan atap limasan, hanya saja penggunaan bahan penutup lebih terasa manfaatnya dalam hal cost and value.

2. Dinding

Bentuk Rumah Minimalis
Dekorasi Dinding

Dinding adalah elemen pembatas, baik antara ruang dalam dengan ruang luar, serta ruang-ruang yang lain. Menurut fungsinya, struktur dinding dibagi menjadi dua bagian yaitu bearing wall (dinding pemikul beban) dan non bearing wall (dinding bukan pemikul).

Bearing Wall adalah dinding yang secara struktur berfungsi sebagai pemikul beban yang ada di atasnya, misalnya atap dan berat dinding. Sebagai struktur dalam, biasanya dinding mempunyai ketebalan yang lebih dari dua batu bata. Contohnya ada pada bangunan kolonial di Indonesia yang memiliki bahan bervariasi, bisa dengan batu bata susun dua lapis, atau batu kali dan batu gunung.

Non bearing wall adalah dinding yang berfungsi sebagai pengisi, bukan struktur. Bentuk rumah minimalis modern banyak mengadopsi dinding seperti ini. Biasanya ada struktur (kolom, sloof dan balok ring) yang menjadi kekuatan penopang dinding tersebut. Bahan untuk non bearing wall bervariatif seperti papan, triplek, gypsum board, bata merah dan batako.
 
Bentuk Rumah Minimalis
Dinding Sebagai Sekat Ruang

Kini, tidak hanya sebagai penyokong bangunan saja, dinding juga dimodifikasi lebih modern dan multifungsi. Furniture build-in adalah salah satu contoh pemanfaatan dinding pada ruang sempit, dimana furniture ditanam pada dinding untuk menghemat space. Hal ini tentu akan mengubah tampilan interior menjadi lebih praktis, simple dan modern.

3. Lantai

Teras Depan Rumah
Lantai Teras Depan

Pemilihan model lantai juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi bentuk rumah minimalis anda. Model lantai bisa dimulai dari eksterior yaitu teras hingga lantai ruang interior. Banyak pilihan model lantai halaman hingga teras yang bisa anda pilih. Biasanya keduanya memiliki ketinggian berbeda yang dihubungkan oleh tangga.

Hal itu akan mempengaruhi tampilan bentuk rumah anda. Ketinggian lantai, desain, material dan motif dapat mengubah tampilan area rumah secara keseluruhan. Anda bisa membuat lantai yang melekat di tanah maupun rumah panggung.
 
Rumah Panggung
Lantai pada Rumah Panggung

Lantai yang diangkat dari permukaan tanah seperti rumah panggung, dapat dipilih dan tidak perlu merasa kuno. Prinsip rumah panggung saat ini banyak dapat dilakukan dengan penurunan ataupun peninggian lantai tanpa perlu dinding.

Itu adalah tiga unsur yang secara keseluruhan dapat menjadi kunci dari bentuk rumah minimalis anda. Ketiga unsur penting tersebut harus serasi, dan itulah yang akan menjadi gaya rumah anda nantinya. Namun, hal yang tak kalah penting adalah pondasi. Semua unsur yang udah disebutkan diatas ditopang oleh pondasi yang memiliki fungsi vital dalam bangunan.

Pondasi

Dasar bangunan ini bertugas menyalurkan semua beban bangunan ke tanah. Oleh karena itu pada pembuatan pondasi harus benar-benar menyentuh lapisan tanah asli yang keras, biasanya pada kedalaman ± 50 cm ke bawah. Secara umum ada dua macam pondasi yaitu pondasi lajur dan pondasi setempat.
 
struktur pondasi rumah
Struktur Pondasi

Pondasi lajur adalah pondasi yang dibuat menerus mengikuti bentuk dinding atau konstruksi di atasnya. Beban pada bangunan diteruskan ke tanah secara menyebar. Contohnya pondasi lajur batu kali dan rollag (pondasi bata merah untuk teras). Kelebihan pondasi ini adalah murah dan cepat dalam pembuatannya, tetapi hanya dapat diaplikasikan pada kondisi tanah yang ideal dan tidak dapat diaplikasikan pada rumh tingkat.

Sedangkan pondasi setempat adalah pondasi yang dibuat sebagai sambungan dari kolom-kolom induk yang ada pada bangunan yang biasa nampak pada bangunan dua lantai. Beban pada bangunan yang ditopang oleh struktur rangka bangunan diteruskan ke tanah melalui satu titik.

Contohnya pondasi footplat (cakar ayam), dan tiang pancang. Keunggulan pondasi setempat adalah dapat dipakai pada kondisi tanah dengan air tanah yang tinggi seperti rawa-rawa. Namun, pondasi ini mahal dalam biaya konstruksi.

Denah dan gaya rumah anda bergantung pada pondasi. Pondasi yang kuat dapat mempermudah anda dala, membangun bentuk rumah impian, dan dalam hal ini perlu seorang teknisi profesional untuk membantu anda. Disamping itu, tetap sesuaikan bentuk rumah anda dengan lingkungan tempat anda tinggal. Semoga bermanfaat!

Ref : Yudha Prasetya, Bona. 2005. Mendesain Rumah Tropis. Semarang : PT. Trubus Agridiwya

Related Posts